Rabu, 17 Desember 2008

”BELAJAR HIDUP DITENGAH KESULITAN HIDUP” (Kel. 2:1-10)

Pendahuluan
Kelahiran berarti kehidupan. Namun kenyataannya, kelahiran tidak hanya membawa kehidupan tetapi justru menjadi hal yang menakutkan bagi banyak orang karena tak jarang kelahiran justru berujung kematian. Dalam menyambut kelahiran, biasanya disertai dengan banyak persiapan. Orang tua biasanya mengharapkan kelahiran anaknya dengan keadaan yang lebih baik, kecukupan dan serba ada. Tetapi tidak demikian halnya dengan kelahiran Musa. Ia diperhadapkan dengan ancaman antara hidup dan mati. Ditengah kelahirannya, Ibunya yang bernama Yokhebet berusaha menyelamatkan dia karena ancaman pembunuhan yang dilakukan oleh Raja Firaun karena alasan politik. Mari kita belajar dari Yokhebet yang dengan gigih, tidak putus asa dengan kesulitan hidup yang dia hadapi. Tetap berjuang meski keadaan hidup sulit bahkan jauh dari apa yang di pikirkan sebelumnya.

Pertama, Hidup itu lebih berharga dari apapun (ay. 2-3)
Meski keadaan sulit tetapi Yokhebet bertahan bahkan ia berusaha menyelamatkan anaknya. Dalam ayat 3 dan 4, tindakan penyelamatan Yokhebet nampak nyata, terlihat dalam hal ”menyembunyikan,” ”diambilnya sebuah peti,” dipangkalnya,” diletakkannya bayi itu” (ay. 2-3). Dia tahu betul bahwa hidup anaknya lebih penting dari apapun. Yokhebet tidak pernah berpikir sebelumnya kalau ternyata penyelamatan anaknya (Musa) olehnya membawa dampak yang luar biasa. Musa dipakai Tuhan untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan di tanah Mesir. Mari para orang tua selamatkan anak-anak anda dari ancaman saat ini (pergaulan bebas, kemabukan, HIV/AIDS, dll).

Kedua, Hidup itu indah jika dikelilingi keindahan(ay. 4-6)
Keadaan Yokhebet sendiri sebenarnya terancam. Tetapi kembali ia tidak mau terfokus untuk mementingkan diri sendiri. Dia menyadari bahwa anaknya ádalah segalanya buat dia. Anaknya itulah yang menjadi keindahan disaat masa-masa yang sulit. Meskipun dia terpisah dengan anaknya, tidak menjadi soal bagi Yokebet yang terpenting ádalah keselamatan nyawa anaknya. Dalam hidup ini, mungkin banyak kesulitan, tantangan yang bahkan berujung pada kehilangan. Namun sadarilah bahwa hidup ini indah jika dikelilingi oleh keindahan. Adakah keindahan di sekelilingmu? yang terus menjadi motivasimu/semangatmu untuk berkarya/ menjalani hidup ini? Untuk terus bekerja meski hati tersiksa. Terus semangat melayani meski ada banyak orang yang mencoba menjatuhkan anda. Jangan kehilangan keindahan dari hidup ini. Keindahan anda dalam keluarga mungkin anak anda. Keindahan anda sebagai hamba Tuhan mungkin pelayanan anda. Tetapi jauh yang lebih pasti adalah Yesus, keindahan diatas keindahan kita.

Ketiga, Hidup itu harus menggunakan kesempatan (ay. 7-10)
Bagi Yokhebet bisa saja ia berfikir ini adalah kesempatan terakhir bagi dia untuk menyelamatkan anaknya. Masa depan anaknya jauh lebih luas dibanding dengan hidupnya sehingga ia membiarkan dirinya ada dalam situasi terancam maut. Hidup harus menggunakan kesempatan. Yang pasti dalam hal ini adalah kesempatan untuk hidup. Banyak yang menyia-nyiakan kesempatan hidup. Kesempatan untuk menjadi produktif bagi orang lain: menyenangkan bahkan menguntungkan bagi orang lain. Membiarkan hidup hanya berjalan apa adanya tanpa ada sesuatu yang dikerjakan. Hidup ini indah jika ada yang di harapkan dan dikerjakan. Apa yang ada kerjakan dalam hidup ini? Dan, apa yang anda harapkan?

3 komentar:

  1. Syalom!
    Saya sebagai generasi muda GIDI sangat bersyukur dan berterimakasih, karena saya sangat diberkati melalui pelayanannya bapak-bapak.
    Walaupun GIDI tidak ada gaji tapi tetap semangat demi melayani Tuhan ya.

    Yoel Wenda
    Hamba Tuhan GIDI Solo- Jawa Tengah.

    BalasHapus