Rabu, 17 Desember 2008

”Penghalang Mujizat Dalam Hidup Anda” (Mark. 5: 21-43)

Pendahuluan
Markus 5: 21-43 menceritakan tentang Yesus yang membangkitkan anak Yairus yang sudah mati dan menyembuhkan perempuan yang sakit pendarahan selama dua belas tahun lamanya. Di dalam cerita ini ada dua perkara yang tidak mampu dilakukan oleh manusia, tetapi sebaliknya Allah mampu melakukannya. Yang pertama, manusia tidak dapat menyembuhkan perempuan yang mengalami sakit pendarahan. Perkara yang kedua adalah manusia tidak dapat membangkitkan orang yang sudah mati (ayat ke-35). Dalam kisah ini, Yesus bukan saja mampu menyembuhkan perempuan yang sakit, tetapi Ia juga mampu membangkitkan anak yang sudah mati. Manusia tidak mampu, gagal dalam usaha tetapi Yesus tidak.
Dalam hidup ini, banyak dari kita terkadang ragu akan apa yang dapat Tuhan lakukan. Terlalu sering memandang besarnya masalah, kegagalan masa lalu, keterbatasan tanpa mau memandang besarnya kuasa Tuhan. Kita kadang kurang percaya dengan mujizat, hingga akhirnya kita pun tidak pernah mengalami mujizat di dalam hidup kita. Mengapa bisa demikian? Karena ada penghalang-penghalang yang menghalangi kita untuk memercayai dan memperolehnya. Kita terlalu mudah berkata ”hidupku, keadaanku, keluargaku tidak bisa berubah.” Pada bagian firman Tuhan ini, kita akan melihat apa sebenarnya yang menjadi penghalang mujizat itu dan apa yang harus kita perbuat dengan penghalang tersebut?

Pertama, tradisi/adat istiadat
Tradisi yang berlaku saat itu adalah manusia tidak boleh menyembah manusia. Tetapi apa yang dilakukan Yairus sangat menarik ”datanglah seorang kepala rumah ibadat...tersungkurlah ia di depan kaki-Nya.” (ay. 22). Apabila anda mengharapkan mujizat terjadi dalam hidup anda yang perlu anda lakukan adalah menantang arus tradisi dalam hidup, keluarga, nenek moyang bahkan masyarakat setempat. Jangan selalu gunakan pengalaman anda dengan berkata: ”Biasanya kami seperti ini...mengapa sekarang menjadi seperti ini!” Mungkin itu menjadi penghalang mujizat hadir dalam hidup anda. Anda harus berani berkata ”mengapa tidak kita coba!”
Yairus adalah seorang yang terhormat (kepala rumah ibadat) tapi ia mau datang kepada Yesus bahkan lebih lagi ”tersungkur di depan kaki Yesus.” Yairus tidak berkata: ”aku bisa berdoa sendiri untuk kesembuhan anakku...aku kan kepala rumah ibadat.” Yairus melakukan tindakan yang sangat tepat, Ia meminta bantuan Yesus saat ia menyadari ketidakmampuannya. Belajarlah untuk menjadi pribadi yang mudah menerima bantuan. Terlalu banyak orang yang curiga dengan niat baik orang yang baik. Ada banyak orang jatuh miskin, karena takut kelihatan miskin. Banyak yang menderita sakit karena takut kelihatan sakit dan merasa tidak butuh dukungan doa orang lain. Tidak ada orang yang besar yang dulunya tidak pernah menjadi kecil dan perlu bantuan orang lain. Tidak ada orang yang mandiri secara finansial tanpa dulu pernah menunggu untuk digaji orang lain. Sederhananya, saya dan anda butuh bantuan orang lain, terlebih bantuan Yesus.

Kedua, Harta Kekayaan dan Kedudukan
Yairus adalah seorang terhormat (kepala rumah ibadat) apabila ketahuan ia datang dan menyembah Yesus pasti akan kehilangan kedudukannya. Dengan menyembah Yesus berarti kedudukannya terancam dan bisa dicabut, padahal untuk mencapai posisi tersebut tidaklah mudah. Tetapi ia tidak peduli. Untuk kesembuhan anaknya ia rela kehilangan kedudukannya. Ia belajar berkorban untuk anaknya. Bukan hanya menuntut anak untuk menghormati, berkorban bagi orang tua tetapi ia sendiri mengajarkan prinsif berkorban. Berapa banyak orang tua yang tidak bisa menikmati hari tua (bahkan pensiun) karena anak tidak bisa mengabdi kepada orang tua dimasa tua. Ada banyak anak yang tidak bisa melihat dan memperhatikan orang tua menderita. Mengapa hal ini terjadi? Karena orang tua tidak pernah mengajar kepada anak betapa indahnya mengabdi. Tidak pernah diajar nilai-nilai pengorbanan.

Ketiga, Orang di sekitar kita
Perempuan yang selama 12 tahun sakit pendarahan berhasil menjamah jubah Yesus dan akhirnya sembuh. Ia mengalami mujizat tetapi harus melewati desakan orang-orang yang berkumpul. Orang-orang yang ada disekitar kita, mereka tidak mempunyai kemauan yang sama dengan kita. Seringkali mereka menjadi penghalang mujizat hadir dalam hidup kita. Belajarlah dari perempuan ini, keberhasilan bukan dimulai dari keberhasilan tetapi dari hal sederhana dengan kesungguhan yang besar. Tidak ada orang yang pensiun tanpa dulunya bekerja keras. Perempuan ini mampu melewati desakan-desakan kecil. Jangan takut terhadap desakan-desakan justru itu yang akan membawa kita menjadi pribadi teruji. Hati-hati dengan orang atau lingkungan yang justru tidak banyak menuntut. Lingkungan yang menawarkan prinsif-prinsif biasa, cara-cara biasa dan tidak ada jalan sukar yang harus perlu dilewati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar